Jika seseorang ingin memulai berinvestasi di aset saham, tentu ia harus memilih terlebih dahulu strategi apa yang ia gunakan. Ada beberapa strategi yang dapat dipilih, tetapi pada umumnya seseorang akan memilih salah satu dari 2 strategi ini. Pendekatan teknikal atau pendekatan fundamental. Dan jika orang tersebut memiliki pendekatan fundamental, ada salah satu saham yang cukup sering dilirik oleh para investor pada kelompok ini, yaitu …
Indofood Customer Based Product atau biasa disebut ICBP
Tidak aneh sebenarnya jika perusahaan ini banyak dibahas, bahkan saham ini juga banyak dipertimbangkan untuk orang yang pertama kali ingin berinvestasi saham. Alasannya, perusahaan dan produknya terkenal dan dikonsumsi oleh banyak konsumen, baik di dalam maupun di luar negeri, dikelola dan dimiliki oleh grup yang cukup dikenal oleh banyak orang di Indonesia, serta menjadi salah satu dari 20 perusahaan terbuka yang paling bernilai di Indonesia. Oleh karena beberapa alasan ini ICBP sering dianggap salah satu pilihan perusahaan paling rendah risiko jika ingin berinvestasi di pasar saham Indonesia.
Benarkah demikian?
Bagaimana kinerja, prospek, kekuatan dan kelemahan, potensi dan risiko perusahaan ini sebagai aset investasi?
Pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas dengan cukup mendalam saham perusahaan ICBP ini, dan materi tentang ICBP ini akan kita bahas dalam beberapa bagian. Oke kita mulai saja,
hope you enjoy it.
Kinerja Laba Rugi ICBP dari Tahun ke Tahun
1. Dalam 10 tahun terakhir, pendapatan ICBP konsisten selalu tumbuh dari Rp 22 T menjadi Rp 65 T (setara CAGR 12%). Tidak pernah sekalipun perusahaan mencatatkan angka pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang dapat kita lihat datanya di gambar 1.
2. Pertumbuhan setara 12% per tahun adalah angka yang lebih tinggi dibandingkan inflasi rata – rata Indonesia yang secara tahunan tidak lebih dari 6% secara rata – rata, artinya kenaikan angka penjualan ICBP juga disebabkan oleh kenaikan volume penjualan dan / atau kenaikan marjin laba. Melihat kepada data gambar 2, persentase laba kotor ICBP naik dari rata – rata 27% pada 5 tahun pertama IPO, menjadi sekitar 35% pada 5 tahun terakhir. Hal ini membuktikan kenaikan pendapatan ICBP bukan hanya dikarenakan inflasi.
3. Senada dengan kenaikan pendapatan dalam 10 tahun terakhir, laba usaha dan laba bersih ICBP juga naik cukup konsisten per tahunnya. Laba usaha naik dari Rp 2,8 T menjadi Rp 13,3 T (CAGR 17%) dan laba bersih naik dari Rp 2,1 T menjadi Rp 4,6 T (CAGR 8%) seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.
Yang menjadi catatan khusus adalah, laba bersih pada tahun buku 2022 sebenarnya tidak mencerminkan kinerja sebenarnya dikarenakan adanya kerugian non – operasional berupa kerugian nilai tukar mata uang asing, yang sebenarnya tidak benar – benar merupakan kerugian. Hal ini akan kita bahas di bagian pembahasan yang berikutnya.
4. Jika melihat kepada nilai buku perusahaan (ekuitas / kekayaan bersih perusahaan), value perusahaan naik dari Rp 11,4 T menjadi Rp 36,5 T dalam waktu 10 tahun terakhir, kenaikan ini setara dengan CAGR 12%, artinya perusahaan dalam rentang waktu tersebut berhasil menumbuhkan nilainya secara keseluruhan. Angka – angka tersebut dapat dilihat pada gambar 3.
5. Semua performa perusahaan yang ditunjukkan pada poin – poin di atas sebenarnya tidak berarti apa – apa jika dalam perjalanan hidup perusahaan, arus kas operasional tidak benar – benar masuk ke dalam perusahaan. Apakah perusahaan benar – benar mencetak uang kas bagi pemegang sahamnya?
Konfirmasi tersebut dapat kita amati pada gambar 4. Dalam 10 tahun terakhir, ICBP ternyata juga terus menaikkan kinerja arus kas operasionalnya dari Rp 3 T menjadi Rp 9 T (setara CAGR 11%).
Hal ini menggambarkan bahwa laba rugi yang diakui oleh perusahaan selama 10 tahun terakhir adalah secara garis besar adalah pengakuan yang masih masuk akal karena kenaikan laba bersih termasuk senada dengan angka arus kas operasional yang juga mengalami kenaikan.
Lalu bagaimana dengan kinerja ICBP jika dilihat dari perkembangan terkini?
6. Jika dalam 10 tahun terakhir penjualan ICBP naik dengan CAGR 12%, maka angka yang lebih baik ditunjukkan dengan melihat perkembangan terakhir sejak tahun 2020. Dalam 2 tahun terakhir, CAGR pendapatan ICBP adalah 18%, sedangkan laba usaha memiliki CAGR 21%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja terkini dari ICBP justru lebih baik lagi daripada performa di tahun – tahun sebelumnya (yang sebenarnya sudah cukup baik).
Meskipun laba bersih justru turun, tetapi hal tersebut disebabkan oleh kejadian yang seharusnya tidak berulang dan permanen, yaitu beban nilai tukar mata uang dan beban bahan baku yang naik dikarenakan harga gandum (bahan utama mi instan) yang naik selama tahun 2022.
7. Dan salah satu hal yang menarik adalah, kenaikan pendapatan sebesar 18% per tahun dan kenaikan laba usaha sebesar 21% per tahun, hal tersebut diwujudkan hanya dengan menambahkan aset tetap sebesar 4% per tahunnya (gambar 7).
Hal tersebut menggambarkan bahwa perusahaan adalah “mesin pendapatan” consumer goods yang cukup efektif karena hanya dengan pertumbuhan aset tetap 4% dapat menghasilkan pertumbuhan penjualan 18%.
*Bandingkan dengan UNVR yang di tahun 2017 – 2019 membutuhkan kenaikan aset tetap 4% untuk menghasilkan pertumbuhan sales “hanya” 2%, yang pada akhirnya manajemen Unilever Global memutuskan untuk “menarik” modal keluar Indonesia yang ditunjukkan dari jumlah dividen yang lebih besar dari net profit dalam 10 tahun terakhir dan juga penurunan signifikan belanja modal dan penurunan nilai aset tetap.
8. Dan untuk poin terakhir pada pembahasan kali ini, salah satu metrik yang cukup penting sebagai pertanda apakah sebuah perusahaan berjalan dengan efektif dan efisien adalah Return on Equity (ROE). dalam 12 tahun terakhir ROE ICBP berada di rata – rata 19% (untuk ROE bisa dibandingkan dengan deposito sekitar 4% atau obligasi negara sekitar 5%-7% per tahunnya) yang tentu menggambarkan secara umum bahwa perusahaan ini adalah pencetak laba yang cukup baik.
——————————————————————–
Oya, buat kalian yang ingin mendapatkan data 8-Filings ICBP di atas dalam bentuk Excel, kalian bisa mengunduhnya di sini. Dan untuk kalian yang ingin membeli 8-Filings dari emiten lain untuk kebutuhan analisa fundamental saham, silahkan untuk klik link ini.
Oke, sampai di sini dulu pembahasan ICBP pada bagian pertama ini. Pada bagian berikutnya kita akan coba bahas mengenai profil dari mana saja sumber pendapatan ICBP karena kita tahu bahwa selain mi instan ada beberapa sumber pendapatan lain dari ICBP yang dapat kita analisa lebih lanjut.
Bagian berikutnya selain membahas profil pendapatan, juga akan membahas profil beban ICBP sekaligus kita akan membahas fakta – fakta menarik yang akan muncul hanya jika kita menilik pada detail catatan – catatan kali pada laporan keuangan ICBP selama beberapa tahun terakhir ini.
jadi stay tuned di Redwood Investing.
Cheers!
20/7/23
01.06 am